Crew Line Art Project

Profile Achmad Sofwan, Line Art Crew Profile Ahmad Dai Robi, Line Art Crew Profile Ali Akbar Sobirin, Line Art Crew Profile Angga Ariwibowo, Line Art Crew Profile Arief Wahyudi, Line Art Crew Profile Chaerul Bachri, Line Art Crew Profile Dimas P.M, Line Art Crew Profile Dwi Wijayanti, Line Art Crew Profile Faridah Ulfa, Line Art Crew Profile Firman Arfiansyah, Line Art Crew Profile Hamdi Ihsan Profile Hendra Gunawan Profile Intan Putri W Profile Khabib Sugiyanto Profile Lukmanul Hakim Profile M. Hilmi Profile Mizwar Rohili Profile Nani Mulyani Profile Nurunnisa Ahmad Yusra Profile Resti Aulia Profile Rizki Fajri Profile Tirta Wirya P Profile Yustina Arianti


Paijo adalah seorang anak petani yang polos dan baik hati dari sebuah desa di daerah Jawa Tengah. Ia hidup sebagai anak petani yang bahagia bersama kedua orang tuanya, dan Mbak Jah, kakak perempuan Paijo satu – satunya. Suatu hari, Bapak Paijo menyuruh Paijo mengantarkan sebuah surat dan oleh – oleh untuk Om Paijo di Bogor. Namun sayang, Paijo malah keterusan naik bis, dan tersasar di Jakarta.

Di Jakarta, Paijo banyak mengalami kejadian – kejadian. Mulai dari hal – hal aneh, senang, hingga menyebalkan. Saat pertama sampai, Paijo harus menerima kenyataan bahwa alamat Omnya yang ingin dituju hilang, tas serta dompet Paijo yang dicuri, hingga kelaparan dan terpaksa tidur di depan emperan sebuah toko.

Suatu hari, Paijo bertemu dengan Slamet, teman SMA-nya di desa. Oleh Slamet, Paijo diberikan pekerjaan di club malam dan sebuah kamar tempat tinggal. Slamet juga yang mengajak Paijo berkeliling Jakarta. Slamet ingin menunjukkan pada Paijo, bahwa Jakarta tidak sekejam pikirannya.

Lama – kelamaan, Paijo merasa betah di Jakarta. Ketika berpikir bahwa Paijo dapat mengumpulkan uang untuk kembali ke desa, Paijo berniat ingin menabung. Namun keinginan Paijo disambut miring oleh Slamet.

Slamet pun mengajak Paijo berbisnis investasi, dengan tujuan Paijo menginves uangnya untuk kemudian bisa bertambah banyak. Namun malang, Slamet, teman yang selama di Jakarta ini dipercayai Paijo, malah berbalik menipunya. Slamet mengambil seluruh uang Paijo, hingga Paijo tidak punya uang sepeser pun untuk kembali ke desanya. Slamet ternyata adalah seorang bandar narkoba yang selama ini dicari – cari polisi.

Dengan bekal sedikit uang dan pas – pasan untuk kembali ke desa, Paijo pun bertekad benar – benar kembali ke desa, dan tidak kembali lagi ke Jakarta. Baginya, Jakarta bukan kota yang cocok dan bersahabat dengannya. Dan tidak selamanya Jakarta adalah kota Metropolitan bagi anak desa yang polos seperti Paijo.

Penulis : nTan

0 komentar

Posting Komentar

Kritik dan Saran Amat Membantu

Berlangganan Artikel Dengan :

Recent Post

Recent Comments

Blogroll Socialization